Sumbawa Besar, SakaNTB.com| 29 September 2025 – Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Sumbawa memastikan ketersediaan vaksin rabies (VAR) untuk penanganan kasus gigitan hewan penular rabies (HPR) masih mencukupi. Langkah antisipasi juga dilakukan dengan mengusulkan tambahan stok ke pemerintah pusat, seiring terus meningkatnya jumlah kasus gigitan di daerah ini.
Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dikes Sumbawa, Sarip Hidayat, mengungkapkan hingga September 2025 tercatat 730 kasus gigitan HPR, dengan dua korban meninggal dunia akibat rabies dalam dua tahun terakhir.
“Vaksin rabies di Kabupaten Sumbawa masih tersedia. Namun, untuk mengantisipasi lonjakan kasus, kami sudah mengajukan tambahan ke pusat,” ujarnya, Kamis (25/9/2025).
Sarip menekankan, korban meninggal dunia umumnya karena tidak segera mendapatkan vaksin rabies setelah tergigit. Padahal, vaksin merupakan tindakan penyelamatan utama untuk mencegah virus rabies berkembang.
“Jika korban segera mendapat vaksin, kemungkinan besar bisa diselamatkan,” tegasnya.
Kasus Masih Tinggi
Berdasarkan catatan Dikes, Kecamatan Lunyuk menjadi wilayah dengan kasus gigitan terbanyak, yakni 116 kasus. Disusul Kecamatan Moyo Hilir 65 kasus, dan Kecamatan Utan 60 kasus. Mayoritas kasus disebabkan gigitan anjing liar.
Sejak 2019 hingga 2024, total kasus gigitan HPR di Kabupaten Sumbawa mencapai 4.103 kasus. Dengan tingginya angka tersebut, Sumbawa masih ditetapkan dalam status Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies.
Pentingnya Penanganan Cepat
Sarip mengingatkan masyarakat agar tidak menunda penanganan medis setelah digigit hewan, meskipun luka tampak ringan. Virus rabies memiliki masa inkubasi yang bervariasi, mulai dari 20 hari hingga dua tahun.
“Setiap gigitan harus segera dilaporkan dan ditangani secara intensif. Jangan tunggu gejala muncul, karena ketika rabies sudah menimbulkan gejala, hampir pasti berakhir fatal,” jelasnya.
Dikes juga terus menggencarkan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya rabies dan pentingnya vaksinasi.
Reporter: Saka-1
Editor: Redaksi SakaNTB.com